Pringsewu, Datapos.id – Informasi yang kami himpun menunjukkan dugaan pungli terstruktur dalam study tour SMA Negeri 1 Adiluwih. Kami menduga oknum guru, panitia, bahkan Kepsek terlibat dalam praktik ini yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Akibatnya, orang tua siswa terkejut dengan biaya study tour ke Yogyakarta sebesar Rp 1.700.000 tanpa pemberitahuan atau rapat sebelumnya.
Seorang orang tua siswa mengatakan, “Kami tiba-tiba menerima surat tentang study tour ke Jogja dengan biaya sangat besar. Tidak ada rapat atau pemberitahuan sebelumnya.” Ketidakjelasan ini menimbulkan kecurigaan akan penyelewengan dana.
Study Tour: Ladang Bisnis Oknum Guru dan Panitia?
Sumber informasi kami menyebutkan, oknum guru dan panitia menjadikan study tour sebagai ladang bisnis untuk keuntungan pribadi. Jumlah siswa yang banyak membuat study tour ke Yogyakarta atau Bandung menjadi sumber pemasukan tambahan. Sumber tersebut menegaskan, “Oknum guru dan panitia menjadikan study tour sebagai ladang bisnis untuk keuntungan pribadi.” Ia mempertanyakan perlunya study tour ke luar Lampung dengan biaya tinggi, sementara opsi di dalam provinsi menawarkan biaya lebih murah dan mendukung ekonomi lokal.
Gubernur Lampung telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 60 Tahun 2024 tanggal 20 Mei 2024 yang menghimbau agar study tour diprioritaskan di dalam provinsi. Hal ini memperkuat dugaan penyelewengan dana study tour di SMA Negeri 1 Adiluwih.
Keengganan Pihak Sekolah untuk Memberikan Klarifikasi
Upaya konfirmasi kami kepada pihak sekolah belum membuahkan hasil. Kepala Sekolah maupun Wakil Kepala Sekolah bidang Humas menolak menemui media karena rapat. Keengganan ini menimbulkan pertanyaan tentang transparansi pengelolaan dana sekolah.
Dugaan pungli ini menimbulkan pertanyaan serius tentang transparansi dan akuntabilitas dana sekolah. Kami menilai besarnya biaya dan dugaan keuntungan oknum perlu diselidiki. Kasus ini menggarisbawahi pentingnya pengawasan ketat terhadap pengelolaan dana pendidikan untuk mencegah pungli dan memastikan dana digunakan secara efektif dan efisien.
Orang tua siswa dan masyarakat menuntut agar pihak berwenang segera menyelidiki dugaan pungli ini dan meminta klarifikasi resmi dari SMA Negeri 1 Adiluwih. Kejadian ini dspat menjadi pembelajaran untuk pengelolaan dana pendidikan yang lebih transparan dan akuntabel, serta pentingnya melibatkan orang tua dalam pengambilan keputusan terkait kegiatan sekolah. (Red/Tim)