Pringsewu, Datapos.id – Kasus kekerasan di lingkungan pendidikan kembali terjadi. Seorang kepala sekolah MTs swasta di Purwodadi, Kecamatan Adiluwih, Kabupaten Pringsewu, Lampung, berinisial NY, dilaporkan telah menampar siswanya berulang kali. Peristiwa ini, sayangnya, menambah daftar panjang kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum guru dan menimbulkan keprihatinan luas. Akibatnya, isu keamanan dan keselamatan siswa di sekolah kembali menjadi sorotan.
Kejadian bermula ketika siswa berinisial YH meminta izin tidak masuk sekolah karena sakit pada Jumat, 21 Februari 2025. Namun, NY menolak permintaan YH dan langsung menamparnya di luar ruangan kelas. Tidak hanya sampai di situ, NY kemudian memanggil YH ke kelas 9C (sedangkan YH sendiri siswa kelas 9A) dan kembali menamparnya berulang kali di depan teman-temannya. Tindakan NY ini telah menimbulkan trauma bagi siswa tersebut.
YH mengungkapkan kepada awak media bahwa NY telah melakukan kekerasan fisik terhadap siswa bukan hanya sekali ini. YH mengaku NY telah menamparnya tiga kali. Selain itu, YH juga menceritakan bahwa NY pernah membuat bibir siswa lain berdarah karena lupa memasukkan baju ke dalam seragam. “Pak NY memukul saya karena izin sakit. Awalnya di luar kelas, lalu dipanggil ke kelas 9C dan dipukul lagi di depan teman-teman,” ujar YH. Yang lebih mengejutkan lagi, NY mengancam YH dengan mengatakan, “Mau lapor ke siapa pun, kamu tidak akan menang, saudara saya polisi dan yang punya uang pasti menang.”
Ancaman dan Rencana Pelaporan
Ancaman tersebut semakin memperparah situasi dan menunjukkan arogansi NY. Oleh karena itu, orang tua YH dan para saksi akan melaporkan NY ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pringsewu. Mereka berharap aparat penegak hukum akan menindak tegas NY atas kekerasan yang dilakukannya dan menegakkan keadilan.
Hingga berita ini diturunkan, awak media kesulitan mewawancarai NY untuk meminta klarifikasi atas kejadian tersebut. NY terus menghindar dan belum memberikan keterangan resmi terkait insiden penamparan terhadap siswanya.
Kesimpulannya, kasus ini menjadi sorotan dan meningkatkan keprihatinan akan pentingnya menciptakan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan di sekolah. Oleh karena itu, pihak berwenang segera menyelesaikan kasus ini dan memberikan sanksi yang setimpal kepada NY untuk mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang. (Red/ Tim)